Ayah dan Ibu, Maaf Karena Aku Belum Bisa Membuat Kalian Bangga di Usiaku yang Ke-25 Ini

Secepatnya, aku akan membuat kalian bangga 😥

‘Seuntai Rasa Syukurku atas kebahagiaan bersama kalian.
Ayah, Ibu.. Anakmu ini telah berusia 25 Tahun 7 Bulan 4 Hari’

Waktu begitu cepat berlalu, perlahan tapi pasti. Waktu belum bisa berkompromi dengan keinginanku. Tak terasa sudah menginjak lebih dari seperempat abad aku bersama kalian. Masa-masa yang kuhabiskan bersama kalian terasa begitu berharga dan tak akan bisa tergantikan oleh apapun dan siapapun. Walaupun usiaku yang sudah bukan usia anak-anak apalagi remaja, tapi aku belum bisa membuat kalian bangga terhadap diriku. Aku belum bisa berdiri sendiri tanpa kalian. Bolehkan aku putar kembali waktu agar aku bisa lebih lama lagi bersama kalian?
Walaupun aku memang sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, sejak SMA pun aku sudah sekolah yang tidak dekat rumah (aku harus ngekos). Karena aku harus bersekolah ditempat yang favorit/sekolah unggulan dan harus terbiasa dan dibiasakan dengan teman-teman yang lain untuk bisa bersaing secara sehat. Begitu pun aku melanjutkan kuliah sampai lulus kuliah juga sudah aku rasakan suka dan duka berada ditempat orang. Itu adalah salah satu yang menurutku bisa membuat kalian bangga dengan prestasi yang sudah aku capai.

Tetapi, sekarang aku sudah mulai risau dengan keadaanku sendiri karena di usiaku yang sekarang aku belum bisa sepenuhnya mampu mewujudkan angan-angan dan cita-cita aku dan kalian. Banyak orang diluar sana seusiaku sudah menggapai mimpi dan cita-citanya. Mungkin pandangan orang lain, seharusnya aku sudah memperoleh pekerjaan yang mapan, pendapatan yang tetap, serta kehidupan cinta yang sebentar lagi melengkah ke jenjang pernikahan. Sederet cerita itu harusnya sudah aku capai sekarang, mungkin Tuhan harus memberikan ujian sedikit lagi agar aku bisa menikmati arti kesabaran.

Perlahan tapi pasti, aku akan berjuang meraih semua mimpi-mimpiku di usia yang akan menginjak 26 Tahun…
Namun, hidup tak semudah itu ada skenario Tuhan yang tak bisa aku atur semauku. Aku hanya bisa menjalani kehidupan ini sebaik mungkin sembari berdo’a agar hidupku selalu dalam bimbingan-Nya. Meski aku sering merasa belum siap menghadapi segala yang akan terjadi diusiaku sekarang.

Hanya dukungan kalian adalah segalanya bagiku, jangan pernah berhenti untuk memberikan petuah dan bimbingan untuk masa depanku nanti. Aku hanya bisa menjalankan kehidupan sekarang seperti air mengalir yang selalu bisa mengalir dan pada saatnya aku bisa menemukan muara sungai untuk aku bisa menikmati perjuanganku tetes keringatku sendiri (walaupun itu perjuangan manis, sukses dan pahit, gagal sekalipun)

Dariku,
Belahan jiwa kalian yang akan menginjak lebih dari seperempat abad ini.
Bandung, 10 Februari 2015

 

Tinggalkan komentar